Beruntung sekali pernah menginjakkan kaki di pulau Lombok, meskipun bukan kelahiran pulau ini. Hampir 2,5 tahun berada di Lombok untuk urusan tugas dan pekerjaan, membuat saya cukup akrab dengan pulau seribu masjid ini. Karena disela waktu-waktu senggang masih sempat mengintip pesona wisata Lombok yang sekarang sudah mulai naik daun. Menurut saya ada 3 hal yang paling menarik tentang Lombok:
- Pesonan pantainya yang indah
- Budidaya mutiaranya
- Dan yang terakhir keindahan kain tenunnya.
PANTAI MAWUN – LOMBOK
Dari sekian banyak pantai indah di pulai Lombok, saya terpesona juga dengan pantai Mawun. Salah satu panorama pantai di pulau Lombok yang belum banyak tersentuh oleh modernisasi adalah pantai Mawun. Lokasinya di desa Tumpak, Kecamatan Pujuk, Kabupaten Pulau Lombok Tengah. Beragam panorama eksotis bisa kita temui di sekitar kawasan pantai ini. Hamparan pasir pantai yang berwarna putih dengan keadaan pantai yang bersih dari sampah, membuat airnya terlihat jernih berwarna biru sejauh mata memandang, Karakteristik ombak di pantai Mawun memang tidak terlalu besar, tetapi dasar pantainya cukup curam. Pantai ini diapit oleh dua pantai lainnya yaitu pantai Kuta Lombok dan pantai Selong Belanak Lombok. Pantai Mawun termasuk salah satu travel spot unik di Indonesia yang pas buat break bareng orang-orang tercinta, berkat panorama alamnya yang masih alami.
MUTIARA LOMBOK
Agaknya Indonesia patut berbangga memiliki pulau Lombok. Karena dari tempat inilah pesona keindahan mutiaranya terkenal sampai ke seluruh dunia. Keunggulan mutiara Lombok memang sudah diakui dunia, bahkan sudah di eksport ke luar negeri dengan harga yang cukup tinggi. Jika dibandingkan dengan mutiara Tihiti dan mutiara Akoya, mutiara dari pulau Lombok tetap yang terbaik. Meskipun kedua mutiara dari Thiti dan Akoya berkwalitas bagus dan sulit ditemukan, namun mutiara Lombok lebih digemari orang. Keunggulan mutiara Lombok karena mutiara yang dihasilkan besar-besar dan kilaunya sangat indah. Inilah alasannya mengapa mutiara di pulau Lombok tetap menjadi pilihan semua orang, baik dalam maupun luar negeri. Harga yang tinggi memang sebanding dengan keindahan mutiara dari pulau Lombok.
Di pulau Lombok banyak dijumpai pengrajin mutiara yang menghasilkan mutiara terbaik. Mutiara di pulau Lombok dihasilkan dari budidaya mutiara air laut dan budidaya mutiara air tawar. Sampai sekarang masih dilakukan pembudidayaan mutiara disana. Budidaya mutiara dengan air laut menghasilkan mutiara laut, sementara budidaya mutiara air tawar menghasilkan mutiara yang disebut mutiara air tawar. Daerah penghasil mutiara di Pulau Lombok ada di wilayah Sekotong dan Gili. Untuk pengrajin mutiaranya banyak kita jumpai di daerah Sekarbile. Disana kita bisa mendapatkan perhiasan mutiara dengan berbagai macam model dan harga yang bisa ditawar.
KAIN TENUN LOMBOK
Setelah mengintip pantai Mawun dan mutiara Lombok, saatnya mengenal banyak hal tentang kain tenunnya. Di Lombok kain tenun mewarnai perjalanan hidup seorang anak manusia, sejak ia dilahirkan hingga meninggal dunia. Lebih-lebih bagi orang sasak. Menurut orang Sasak yang merupakan penduduk asli pulau Lombok, kain tenun sangat berkaitan dengan banyak aspek dalam budaya mereka. Sampai-sampai untuk menenunpun harus didahului dengan upacara adat terlebih dahulu, meskipun sekarang ini ritual tersebut sudah tak lagi dijalankan. Terkecuali di beberapa daerah yang menjadi tempat pembuatan kain Umbaq.
Menurut penuturan budayawan Lombok L Agus Fathurrahman, seorang bayi yang lahir di Lombok akan dibuatkan tenun Umbaq. Tenun Umbaq merupakan kain tenun bermotif garis-garis dengan rumbai, yang diikat dengan kepeng bolong atau uang logam berlubang. Kain yang dipakai untuk menggendong anak ini sebagai simbol kasih sayang dan penuntun hidup. Kain inilah yang nantinya akan dipegang (disimpan) si anak hingga ia dewasa dan meninggal dunia.
Di Pulau Lombok kain tenun masih dipakai dalam upacara adat seperti pada acara peraq api atau puput pusar bayi, berkuris (mencukur rambut bayi), sorong serah aji krama (penyerahan kain tenun dari keluarga mempelai pria kepada keluarga istri), dan besunat (khitan). Sementara dalam kehidupan sehari-hari, kain tenun dipakai untuk menggendong anak, selimut, beribadah, dan penutup jenazah. Serunya lagi di desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, perempuan baru diperbolehkan menikah kalau sudah pandai menenun. Memang begitulah peraturan adat yang berlaku disana. Mereka disyaratkan bisa menenun setidaknya satu helai kain, yang nantinya kain tenun tersebut akan diberikan kepada calon suami. Jika hal tersebut dilanggar, sang perempuan tersebut akan dikenakan denda berupa uang maupun hasil panen padi.
Ratna Panggabean seorang dosen Program Studi Kriya jurusan Seni Rupa dan Desain yang mendalami tenun Lombok dari Institut Teknologi Bandung mengatakan, “Sebagaimana di daerah lain, ragam hias tenun di Lombok banyak dipengaruhi unsur kepercayaan dan lingkungan sekitar. Jadi pada masa awal muncul bentuk-bentuk ragam hias manusia, fauna, dan flora sebagai hasil pengaruh animisme dan dinamisme serta agama Hindu. Setelah Islam masuk, ragam hias menghindari bentuk makhluk hidup. Namun beberapa ragam hias menunjukkan terjadinya akulturasi, seperti motif bunga lotus pada bagian dalam segi enam subahnale.”
Dalam buku Kain Tenun Tradisional Nusa Tenggara karya Suwati Kartiwa disebutkan, kain tenun Lombok mewarisi beberapa ciri yang sama dalam hal corak dan warna dengan tenun Bali, terutama yang berkembang di bagian barat Lombok. Namun, corak hias Lombok tidak sebesar Bali dan tidak pernah pula memakai benang emas.
Di pulau Lombok kegiatan menenun ini masih banyak menggunakan cara tradisional (klasik). Jadi alat tenun yang dipakai masih menggunakan bahan-bahan dari kayu, cara pengoperasiannya juga masih manual banget. Para penenun kain biasanya duduk di tanah beralaskan tikar/kain atau di sebuah balai-balai dengan kaki diselonjorkan lurus kedepan. Tujuannya untuk mempermudah mereka dalam proses menenun kain tersebut. Alasan utamanya mereka masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menenun disamping untuk menjaga adat istiadat, budaya dan kearifan lokal, yang terpenting dari itu juga sebagai daya tarik wisata. Nyatanya teori tersebut memang benar-benar terbukt mampu menyedot animo wisatawan lokal maupun manca negara untuk datang dan berkunjung.
Pembuatan kain tenun secara klasik atau tradisional ini diawali dengan mempersiapkan pembuatan benang, berikut pembuatan zat warnanya juga. Pembuatan benang secara tradisional menggunakan pemberat yang diputar-putar dengan jari-jari tangan. Sementara pemberatnya sendiri berbentuk seperti gasing yang terbuat dari kayu atau terakota. Untuk bahan membuat benang mengggunakan kapas, kulit kayu, serat pisang, serat nanas, daun palem dan lain sebagainya. Untuk pembuatan zat warnanya sendiri terdiri dari dua warna yaitu biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo/Mirinda Citrifonela/mengkudu. Selain menggunakan mengkudu sebagai bahan pewarna, mereka juga menggunakan pewarna dari bahan tumbuhan lain seperti kesumba (sono keling). Semakin kenal dengan kain tenun Lombok, semakin membuat kita sadar akan budaya luhur bangsa Indonesia lewat sisi kainnya. Kain tenun Lombok merupakan salah satu pesona keindahan Indonesia yang tidak pernah terbantahkan.
Ayo ke Lombok kawan dan temukan pesona unik lainnya di pulau seribu masjid itu. Jangan lupa bawa MIXAGRIP agar perjalanan kita selama di Lombok makin menyenangkan tanpa ganguan flu dan batuk yang menjengkelkan. Dan yang selalu mensupport saya agar sehat, fit dan prima terus selama menjalankan tugas di Lombok adalah MIXAGRIP. Apalagi kondisi cuaca di Lombok dan sekitarnya ini cukup terik karena merupakan daerah kepulauan. Jadi gangguan flu mudah menyerang kita. Tak jarang juga cuaca ekstrim disini menyebabkan kita terserang flu dan batuk sekaligus. Tapi selama ada MIXAGRIP, semuanya bisa diatasi dengan baik. Tinggal pilih MIXAGRIP Flu atau MIXAGRIP Flu dan Batuk, sesuai dengan gejala yang kita rasakan. MIXAGRIP……Cocok!
Catatan: selain dokumen pribadi, image kain tenun Lombok dan mutiaranya diambil dari https://www.facebook.com/khaspulaulombok/?ref=page_internal. Materi pendukung data lainnya diambil dari berbagai sumber